Beranda Wakil Bupati Putri Karlina Tekankan Kolaborasi Pengasuhan Anak dan Penanganan Stunting di Garut

Wakil Bupati Putri Karlina Tekankan Kolaborasi Pengasuhan Anak dan Penanganan Stunting di Garut

Oleh, Redaksi
4 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Foto bersama Wakil Bupati Garut Putri Karlina bersama Mentri Wihaji/IST

SuaraGarut.id — Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan dalam membangun ketahanan keluarga serta menekan angka stunting. Hal itu disampaikan dalam kunjungan kerja Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia, Wihaji, ke Kabupaten Garut, Selasa (11/11/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Menteri Wihaji bersama Wakil Bupati Garut meninjau sejumlah program keluarga berkualitas di Kecamatan Caringin, termasuk Tamasya An Nisa — tempat pengasuhan dan pembelajaran anak berbasis masyarakat dengan infak Rp500 per hari.

Putri Karlina menyampaikan bahwa inovasi masyarakat seperti Tamasya An Nisa menjadi bukti nyata bagaimana semangat gotong royong mampu menghadirkan solusi untuk pengasuhan anak-anak di pedesaan, sekaligus menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan stunting sejak dini.

“Program seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat Garut memiliki kepedulian tinggi terhadap tumbuh kembang anak. Pemerintah daerah akan terus mendorong dan memperkuat sinergi dengan masyarakat agar program serupa dapat tumbuh di setiap desa,” ujar Putri Karlina.

Menurutnya, pembangunan keluarga tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci keberhasilan, baik dalam bidang pendidikan anak usia dini maupun penanganan keluarga berisiko stunting (KRS).

“Kita ingin memastikan setiap anak di Garut tumbuh dalam lingkungan yang sehat, penuh kasih sayang, dan memiliki akses terhadap pendidikan serta gizi yang memadai. Ini tugas bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Wihaji menyampaikan apresiasinya terhadap pengelolaan Tamasya An Nisa, yang dinilainya sangat inspiratif dan bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.

“Saya baru melihat satu tempat seperti ini di Indonesia. Dengan infak hanya lima ratus rupiah per anak per hari, anak-anak bisa belajar, bermain, dan tumbuh dalam lingkungan yang penuh kepedulian. Ini contoh nyata gotong royong yang melahirkan pendidikan bermakna,” kata Wihaji.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA) Kabupaten Garut, Yayan Waryana, menambahkan bahwa program seperti Tamasya An Nisa lahir dari kepedulian masyarakat terhadap anak-anak petani yang sering ditinggal bekerja ke ladang.

“Pemerintah daerah hadir untuk mendampingi, memberi penguatan, dan memastikan keberlanjutan program ini,” ungkap Yayan.

Selain meninjau Tamasya An Nisa, rombongan juga mengunjungi beberapa rumah warga kategori Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Kecamatan Caringin. Dalam kesempatan tersebut, diberikan bantuan berupa perbaikan rumah, sanitasi, pengobatan, dan dukungan kepesertaan BPJS Kesehatan.

Menteri Wihaji menegaskan bahwa penanganan stunting harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya berfokus pada aspek gizi semata. “Menyelamatkan satu anak berarti menyelamatkan satu generasi. Kita harus bergerak bersama agar keluarga tidak hanya sehat secara fisik, tapi juga bahagia dan produktif,” ujarnya.

Putri Karlina menutup dengan harapan agar Garut bisa menjadi daerah percontohan dalam penguatan ketahanan keluarga dan pengasuhan anak berbasis masyarakat.

“Dari desa, kita membangun kekuatan keluarga dan masa depan bangsa. Dengan kebersamaan, Garut bisa menjadi inspirasi nasional dalam mencetak generasi yang sehat, bahagia, dan berkarakter,” pungkasnya.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.