Beranda Pesantren Jadi Basis Strategis Edukasi Keluarga, PWNU Apresiasi Komitmen BKKBN

Pesantren Jadi Basis Strategis Edukasi Keluarga, PWNU Apresiasi Komitmen BKKBN

Oleh, Redaksi
6 hari yang lalu - waktu baca 3 menit
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi bersama Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat, Kiai Lukman Hakim saat diwawancarai awak media

SuaraGarut.id – Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat, Kiai Lukman Hakim, memberikan apresiasi atas komitmen kuat Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat dalam memperkuat ketahanan keluarga melalui pendekatan keagamaan. Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di lingkungan pesantren, yang digelar bekerja sama dengan Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) PW NU Jawa Barat dan BAZNAS Jawa Barat, pada 19 November 2025.

Kegiatan tersebut menyasar para agamawan, santri, ustaz, dan keluarga pesantren guna memperluas pemahaman mengenai pentingnya 1000 HPK dalam membangun generasi yang sehat, mandiri, dan berdaya.

Kiai Lukman mengungkapkan bahwa sejak tiga periode dirinya berada di kepengurusan PWNU Jawa Barat, baru kali ini ia melihat pola kolaborasi yang terstruktur dan berkesinambungan.

“Selama tiga periode saya di kepengurusan PWNU Jawa Barat, baru BKKBN Jawa Barat saat ini yang punya komitmen kuat untuk membangun keluarga Qur’ani,” ujarnya.

Ia menekankan, kolaborasi antara pesantren dan Kemendukbangga/BKKBN memiliki peran krusial dalam membangun ketahanan keluarga. Menurutnya, peradaban bangsa selalu berangkat dari unit terkecil, yaitu keluarga.

“Peradaban bangsa itu bermula dari keluarga. Dan hari ini, pihak yang diberi otoritas negara untuk mengurus keluarga adalah Kemendukbangga/BKKBN,” tegasnya.

Kiai Lukman menambahkan bahwa arah kemajuan bangsa sangat dipengaruhi oleh kuatnya lembaga yang mengelola pembangunan keluarga.

“Maju tidaknya Indonesia itu seakan-akan tergantung BKKBN-nya,” tambahnya.

Karena itu ia mendorong para tokoh agama, khususnya sivitas Nahdlatul Ulama yang memiliki struktur hingga tingkat akar rumput, untuk aktif berperan dalam edukasi keluarga.

“NU punya garis sampai grass root. Kami bisa memberikan layanan edukasi bagi calon pengantin. Mereka bisa diberikan pemahaman apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, menegaskan bahwa pesantren memiliki kekuatan jejaring sehingga menjadi ruang strategis dalam menyebarluaskan edukasi tentang keluarga.

“Kita melakukan sosialisasi 1000 HPK di kalangan pesantren, karena NU dan lembaga pendidikannya merupakan basis yang sangat strategis,” tuturnya.

Dadi menjelaskan bahwa prevalensi stunting di Jawa Barat masih berada pada angka 15,9%, dan penurunannya memerlukan kerja besar bersama.

“Menurunkan satu persen saja butuh effort besar dan kolaborasi luar biasa. Ini bukan hanya tugas Kemendukbangga/BKKBN, tapi juga akademisi, CSR, media, dan terutama tokoh agama,” jelasnya.

Ia juga mengakui bahwa akses para kader untuk melakukan edukasi di dalam lingkungan pesantren masih menghadapi tantangan.

“Kader-kader kami biasanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum. Untuk masuk ke pesantren memang tidak mudah, sehingga kerja sama dengan NU sangat penting,” katanya.

Seminar turut menghadirkan pemaparan dari Ketua Tim Kerja KBKR Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Wakil Ketua BAZNAS Jawa Barat, serta Ketua PW JQH NU Jawa Barat. Para peserta menilai kegiatan ini sebagai model kolaborasi yang dapat diperluas demi memperkuat ketahanan sosial masyarakat.

Ketua PW JQH NU Jawa Barat, Cecep, berharap kegiatan ini menjadi pemicu gerakan keluarga Qur’ani yang lebih masif.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi pemantik gerakan keluarga Qur’ani di seluruh Jawa Barat. Jika keluarga kuat, bangsa kuat,” tandasnya.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.