200 Siswa Terputus Akses, Tiga Perahu Karet Disiagakan sebagai Penyeberangan Darurat
SuaraGarut.id - Putusnya Jembatan Gantung Cimanisan akibat luapan Sungai Cikaengan tidak hanya mengganggu aktivitas ekonomi warga, tetapi juga melumpuhkan sektor pendidikan di Kecamatan Peundeuy. Sedikitnya 200 siswa SD, SMP, dan SMA dari Desa Sukanagara tidak dapat berangkat ke sekolah di Desa Toblong.
Untuk mengatasi kondisi darurat ini, pemerintah kecamatan menyediakan tiga perahu karet bantuan dari BPBD Provinsi Jawa Barat, BPBD Kabupaten Garut, serta relawan Jenggala. Perahu-perahu tersebut digunakan sebagai akses penyeberangan sementara bagi siswa maupun warga umum.
Namun, sarana darurat itu tidak selalu dapat difungsikan. Debit sungai yang sewaktu-waktu meningkat menjadikan penyeberangan sangat berisiko. “Perahu karet memang membantu, tapi tidak selalu bisa digunakan. Jika arus deras, kami larang anak-anak menyeberang. Keselamatan mereka jauh lebih penting,” tutur Dani Ramdani.
Selain pendidikan, layanan kesehatan pun terganggu karena warga Sukanagara kesulitan mencapai Pustu di Desa Toblong. Untuk meminimalkan dampak, Puskesmas Peundeuy menerapkan sistem jemput bola bagi warga yang membutuhkan layanan medis.
Situasi semakin mengkhawatirkan karena sebagian wilayah Sukanagara dilaporkan terisolir dan empat rumah warga di bantaran sungai berada dalam posisi rawan. Pemerintah setempat telah meminta penghuninya mengungsi sementara.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.