Hujan Ekstrem Picu Banjir Cisurupan, 46 Rumah Terdampak dan Saluran Air Dipastikan Kembali Normal
SuaraGarut.id - Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Cisurupan selama satu jam pada Jumat (21/11/2025) menjadi pemicu utama banjir di Kampung Pasar Kaler, Desa Balewangi. Peristiwa tersebut menyebabkan sekitar 46 rumah warga tergenang air bercampur material lumpur.
Camat Cisurupan, Mamun, S.Pd., M.Pd., A.Kp., dalam laporan resminya kepada Bupati Garut, menerangkan bahwa hujan yang terjadi pada pukul 13.30–14.30 WIB membawa aliran air dari daerah yang lebih tinggi, yakni Kampung Barukai dan Lemah Nenet. Air tersebut membawa serta material tanah dan sampah dari area kebun, sehingga memperparah dampak banjir.
Mamun menambahkan bahwa selain curah hujan ekstrem, terdapat kendala lain yang membuat kondisi semakin buruk. Dua rumah warga diketahui berdiri sebagian di atas jalur saluran air. Selain itu, saluran yang melewati area madrasah dan permukiman di sekitarnya tertutup cor beton sepanjang 50 meter.
Kondisi tersebut menyebabkan pendangkalan serta hambatan dalam pemeliharaan saluran, sehingga tidak mampu menampung volume air dari hulu. “Akibat tersumbatnya saluran oleh material tanah dan sampah gunung, air tidak bisa masuk ke drainase dan akhirnya mengalir ke permukiman warga. Genangan air dan lumpur masuk ke halaman serta sebagian rumah warga, dengan total kurang lebih 46 rumah terdampak,” katanya.
Penanganan pascabanjir dilakukan sejak Jumat hingga Minggu (21–23 November 2025). Pemerintah kecamatan bersama unsur terkait dan masyarakat melakukan berbagai langkah penanganan. “Beberapa langkah yang telah dan sedang dilakukan antara lain pembongkaran tutup cor beton drainase sepanjang 50 meter secara manual dan menggunakan alat berat. Pengerukan material tanah dan sampah hingga kedalaman drainase kembali mencapai 2 meter,” ujarnya.
Mamun menjelaskan bahwa drainase kini sudah kembali diaktifkan setelah proses pembersihan. Langkah lain adalah identifikasi kerusakan pada Tembok Penahan Tanah (TPT) drainase, distribusi air bersih menggunakan mobil tangki dari Damkar, BPBD, dan BBWS, serta pengangkutan material hasil pengerukan dan material dari rumah warga ke lokasi pembuangan di Ciharemas. “Dan pengangkutan material pengerukan serta material dari rumah warga terdampak ke lokasi pembuangan di Ciharemas. Monitoring kondisi karena hujan kembali turun," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa proses selanjutnya termasuk pemasangan kembali pipa PDAM setelah seluruh pembersihan selesai dan memastikan saluran air berfungsi normal saat hujan turun. “Adapun rencana tindak lanjut pasca bencana, meliputi revitalisasi TPT drainase sepanjang 50 meter. Musyawarah penertiban dua unit bangunan rumah yang berdiri di atas saluran air, dan penertiban bangunan di atas drainase secara keseluruhan,” ujarnya.
Mamun turut menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan banjir serta berharap arahan lanjutan dari Bupati Garut terkait penanganan jangka panjang. Adapun unsur yang terlibat antara lain TNI, Polri, BPBD, Disdamkar, PUPR, BBWS, relawan, pemerintah desa, dan masyarakat setempat.***
Sumber Kabar Garut
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.